Tuesday, September 16, 2014

Sejarah Nasi Tumpeng


​Pada artikel ini akan membahas secara singkat sejarah nasi tumpeng. Tapi sebelum itu, jika anda sedang membutuhkan pesan tumpeng terpercaya anda bisa langsung cari di Google. Pasti akan muncul list yang sangat lengkap. Jadi, selamat membaca.

Tumpeng merupakan cara penyajian nasi beserta lauk-pauknya dlm bentuk kerucut; lantaran tersebut disebut pula \\`nasi tumpeng\\`. Olahan nasi yg dipakai umumnya berupa nasi kuning, meskipun kerap jg digunakan nasi putih biasa atau nasi uduk. Cara penyajian nasi ini khas Jawa atau masyarakat Betawi keturunan Jawa & biasanya dibuat pada ketika kenduri atau perayaan suatu kejadian penting. Meskipun demikian, warga Indonesia mengenal kegiatan ini secara umum.



Tidak ada lauk-pauk baku utk menyertai nasi tumpeng. Namun, beberapa lauk yg biasa menyertai adalah perkedel, abon, kedelai goreng, telur dadar/telur goreng, timun yg dipotong melintang, serta daun seledri. Variasinya melibatkan tempe kering, serundeng, urap kacang panjang, ikan asin atau lele goreng, & sebagainya. Dlm pengartian makna tradisional tumpeng, dianjurkan bahwa lauk-pauk yg digunakan terdiri dari hewan darat (ayam atau sapi), hewan laut (ikan lele, ikan bandeng atau rempeyek teri) serta sayur-mayur (kangkung, bayam atau kacang panjang). Setiap lauk ini mempunyai pengartian tradisional dalam budaya Jawa & Bali. Lomba merias tumpeng cukup sering dilakukan, khususnya di kota-kota di Jawa Tengah & Yogyakarta, umtuk memeriahkan Hari Proklamasi Kemerdekaan.

Meskipun tradisi tumpeng telah ada jauh sebelum masuknya Islam ke pulau Jawa, tradisi tumpeng pada perkembangannya diadopsi dan dikaitkan dengan filosofi Islam Jawa, & dianggap sebagai pesan leluhur mengenai permohonan kepada Yang Maha Kuasa. Dalam tradisi kenduri Slametan pada masyarakat Islam tradisional Jawa, tumpeng disajikan dengan sebelumnya digelar pengajian Al Quran. Menurut tradisi Islam Jawa, \\"Tumpeng\\" adalah akronim dlm bahasa Jawa : yen metu kudu sing mempeng (bila keluar hrs dgn sungguh-sungguh). Lengkapnya, ada satu unit makanan lagi namanya \\"Buceng\\", dibuat dari ketan; akronim dari: yen mlebu kudu sing kenceng (bila masuk harus dengan sungguh-sungguh) Sedangkan lauk-pauknya tumpeng, berjumlah 7 macam, angka 7 bahasa Jawa pitu, maksudnya Pitulungan (pertolongan). Tiga kalimat akronim itu, berasal dari sebuah doa dalam surah al Isra\\` ayat 80: \\"Ya Tuhan, masukanlah saya dengan sebenar-benarnya masuk & keluarkanlah abdi dgn sebenar-benarnya keluar & jadikanlah dari-Mu kekuasaan bagiku yg memberikan pertolongan\\". Menurut beberapa ahli tafsir, doa ini dibaca Nabi Muhammad SAW waktu akan hijrah keluar dari kota Mekah menuju kota Madinah. Maka jika seseorang berhajatan dgn menyajikan Tumpeng, maksudnya adalah memohon pertolongan kepada Yang Maha Pencipta agar kita bisa mendapatkan kebaikan serta terhindar dari keburukan, & mendapatkan kemuliaan yg memberikan pertolongan. Serta tersebut semua akan kita dapatkan jika kami mau berusaha dgn sungguh-sungguh.

No comments:

Post a Comment